PETA SUKSES Unicore
Kejar pengembangan bisnis anda dengan memenuhi Checklist Core Person dan duplikasikan ke anggota-anggota anda untuk segera menjadi Core person di 4 kaki yang berbeda plus 1 Core Person kedalaman di salah satu 4 kaki anda!
Ditulis Oleh Gatot Sulistoni
Friday, 13 June 2008
Pada bulan Maret 2007, saya mendapat kepercayaan untuk menjadi Guest Speaker sebuah pertemuan di Bali. Saya bersyukur sekali dan bangga karena kepercayaan itu bagi saya adalah bentuk penghargaan terhadap pribadi maupun prestasi. Kebetulan, saya juga belum pernah jalan-jalan di Denpasar dan sekitarnya, meskipun Bali tidak jauh dari Lombok. Hari pertama, saya mencari tempat-tempat terkenal di Denpasar. Selain ingin tahu juga untuk memudahkan memahami alur jalan-jalan kota. Beberapa kali saya harus bertanya dan berkali-kali juga harus salah jalur, mengulang jalan yang sudah dilewati bahkan sempat tersesat.
Akhirnya saya segera memutuskan ke toko buku dan membeli peta Kota Denpasar dan sekitarnya. Wonderfull, sejak memiliki peta itu, selama jalan-jalan 2 hari berikutnya, tingkat kesalahan saya berkurang 90% dan nyaris tidak pernah bertanya kepada siapapun. Itulah sebabnya turis-turis juga selalu lengket dengan peta. Mereka ingin lebih cepat sampai tujuan. Baru memiliki peta saja tanpa penunjuk jalan saya sudah demikian sukses menyusuri jalan-jalan Denpasar. Bagaimana jika dipandu penunjuk jalan? Pasti saya sukses 100%. Kalau peta berhasil membantu saya dan turis-turis 90% sukses, pertanyaannya adalah mengapa begitu banyak orang yang keluar kota tidak mau membeli peta?
Hal yang sama juga saya lihat di bisnis ini. Begitu banyak distributor ingin sukses mencapai tujuan, meraih semua impian tetapi tidak mau menggunakan peta sukses yang sudah disediakan? Tahukah Anda, berapa biaya yang diperlukan untuk memilih jalan yang akan dibuka di daerah baru? Para insinyur dan teknisi bekerja sangat keras mempertimbangkan banyak hal. Kestabilan tanah, menentukan jarak terpendek, resiko, foto udara, biaya pembebasan dsb. Anda bisa menghitungnya sendiri. Ketika jalan sudah jadi, begitu mudahnya pemakai jalan melewatinya, tinggal mengikuti petunjuk jalan dan rambu-rambu lalu lintas. Apalagi jika memiliki peta, nyaris tanpa biaya. Kalau jalan sudah dibuatkan, mengapa harus mencari jalan sendiri? Jika peta sudah disediakan mengapa harus mencoba-coba jalan yang kita tidak tahu apakah mengarah pada tujuan kita atau tidak?
Semua orang setuju, ingin mewujudkan impian masing-masing melalui passive income. Bagaimana kita memilih bisnis yang menjamin passive income? Jelas, bisnis yang bersistem. Bisnis bisa kita tinggalkan tanpa mengganggu penghasilan karena sistem yang menjalankannya. Salah satu jaringan pernah bertanya,”Loh pak, network marketing khan bisnis kuadran kanan? Jelas disebutkan di buku cashflow quadran-nya Robert Kiyosaki? Betul, tetapi jangan dilihat sepotong-sepotong. Yuk, kita kupas satu persatu.
Konglomerasi, jelas perusahaan bersistem. Mengapa? Karena jika salah satu bagian tidak berfungsi perusahaan tidak mungkin jalan. Pernahkah Anda lihat perusahaan besar tidak berjalan sistem pemasarannya? Atau tidak ada sistem keuangannya? Atau tidak ada sistem pengawasannya? Jika sebagian tidak berfungsi jelas perusahaan itu akan gulung tikar seketika.
Waralaba, jelas perusahaan bersistem. Mengapa? Begitu anda tandatangan kontrak, seketika Anda membayar sistem yang Anda beli. Sistemnya sudah ada, tinggal dipakai saja. Jika Anda ngotot merubah bagian dari sistem artinya melanggar kontrak. Detik itu juga perusahaan waralaba Anda ditutup karena tidak mematuhi sistem. Anda bayangkan, jika Anda pemilik KFC lalu punya ide supaya KFC lebih bisa diterima masyarakat lebih baik pakai bumbu pecel. Lalu Anda singkirkan semua saus di gerai KFC dan menggantinya dengan bumbu pecel. Saat itu juga laporan sampai Jakarta dan Anda dilarang menjalankan usaha KFC lagi.
Network Marketing, pernahkah Anda menemui orang bergabung tapi tidak ngapa-ngapain? Apakah keanggotaannya diputuskan? Pernahkah Anda menemui orang bergabung dan menjadi konsumen saja? Apakah perusahaan memutuskan kontrak mereka? Pernahkan Anda menemui distributor yang mensponsori 3 bulan sekali atau bahkan setahun sekali? Apakah mereka bisa dimejahijaukan? Pernahkah Anda menemui distributor bertahun-tahun tanpa pernah ikut pertemuan tetapi tetap menjalankannya? Pernahkah Anda menemui distributor yang bekerja seperti penjual obat keliling?
Sebetulnya masih banyak pertanyaan yang lain. Ok kita cukupkan saja. Kesimpulannya apa? Di network marketing, Anda berpotensi menjalankan bisnis kuadran kanan. Yang menentukan Anda kuadran kanan atau tidak itu Anda sendiri. Jika Anda patuh dan mengikuti petunjuk sistem artinya Anda kuadran kanan. Jika Anda menggantinya seperti mengganti saus dengan bumbu pecel tadi, Anda memang tidak di PHK, tetapi Anda memilih sendiri nasib dan masa depan Anda. Tindakan Anda jelas memilih untuk tidak passive income sekalipun pikiran Anda menginginkannya. Lupakan passive income..!!
Lalu harus bagaimana? Perusahaan hanya menyediakan produk dan marketing plan. Sementara kita semua di network marketing tidak ada yang pernah sekolah kejuruan atau kuliah network marketing. Sudah pasti kita tidak mengetahui mana jalan yang tepat dan mana jalan yang menyesatkan. Untuk mengetahui bagaimana menjalankan bisnis dengan benar sesuai prinsip kuadran kanan, kita harus belajar, dan sekolah bisnis di network marketing disebut support system.
Bagaimana kalau kita tidak mengikuti sekolahnya? Pertanyaan itu bisa dibalik ke Anda. Seandainya ada orang yang Anda tahu tidak pernah sekolah perawat atau kedokteran lalu menawarkan kepada Anda saat sakit,”Pak mari saya suntik”, sambil membawa suntikan siap menusuk pantat Anda. Bagaimana respon Anda? Anda pasti lari terbirit-birit. Tidak pernah belajar nyuntik kok mau menyuntuk, jelas gak bener. Kalau Anda tidak pernah sekolah di support system, lalu melakukan presentasi dan folow up, apa yang terjadi? Sama, orang juga lari terbirit-birit.
Para mahasiswa kedokteran mengapa mau bertahan kuliah 5 tahun dengan pelajaran yang tersulit sekalipun. Karena yakin kalau lulus pasti jadi dokter. Dan meskipun mereka belum lulus, mereka berani mengajak adik, sahabat, tetangga untuk jadi dokter. Mengapa? Karena ada sekolahnya. Mereka tinggal bilang,”Yuk sekolah di kedokteran sama saya, nanti jadi dokter”, PD abis.
Mengapa distributor banyak yang mundur? Karena sebagian besar mereka tidak pernah mengikuti sekolah di support system. Karena tidak sekolah jelas tidak yakin untuk lulus apalagi diwisuda di panggung internasional. Kalau mereka mengajak prospek untuk sukses jelas prospek tidak akan percaya. Pertama, yang mengajak tidak sukses. Bagaimana mau mengikuti jejak orang sukses. Kedua, karena tidak mengikuti support system mereka juga tidak bisa menunjukkan kepada prospek bahwa ada sebuah lembaga yang akan membimbing untuk sukses. Beda dengan leader yang on system. Kalau mereka ditanya,”Kamu belum sukses, ngapain ngajak saya sukses”, leader bisa jawab,”Saya memang belum sukses, tapi saya belajar di sekolah yang mengajarkan, membimbing dan melahirkan banyak orang sukses”. Sama seperti mahasiswa kedokteran, belum lulus jadi dokter sudah berani mengajak orang lain untuk menjadi dokter.
Jadi peta menuju sukses dibisnis ini tinggal mengikuti petunjuk dan rambu-rambu yang sudah disediakan oleh support system.Sudah terbukti yang sungguh-sungguh mengikuti kurikulum support system sukses meraih passive income, dan reward,reward yang disediakan.
Segera miliki buku dan kaset yang mengajar Anda membangun sistem dan dapatkan pelajarannya. Anda pasti menjadi pembangun sistem yang benar. Hari ini Anda membangun sistem, esok sistem yang menggerakkan bisnis Anda. Go... FREEDOM..!!
Thursday, August 14, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment